17 Desember 2019
2018-2019 adalah tahun terberat dalam hidupku.
tak semudah semestinya, semesta seakan mendukungku untuk terluka. semesta memperlihatkan betapa murkanya dunia dan betapa jahatnya manusia.
kamu selalu berpikir bahwa kamulah yang terkhianati, seakan kamu melupakan semua yang sudah kamu lakukan terhadapku.
kamu, salah satu manusia yang berhasil mengukir luka yang tak akan pernah aku lupakan.
aku melihat semuanya, melihatmu mempermainkanku dan tak melakukan apa apa.
Kubiarkan kau hancurkan semuanya
Kubiarkan kau patahkan janji yang sudah kau buat sendiri
sampai di titik terbaik kamu benar benar meninggalkan aku sendiri. tak mudah menjalani semuanya, saat dari awal aku tau bahwa kamu hanya bermain main, saat itu hanya harapanku saja yang mampu membuatku bertahan selama ini. berharap bahwa kau akan lelah bermain main dengan hati.
namun kau memilih untuk melepaskan semuanya.
bodohnya aku memberikanmu kesempatan berkali kali dan percaya kau akan berubah. nyatanya kau masih sama saja seperti dulu...
Aku pergi, Silahkan Pergi
Tapi Tolong....
Jangan pernah berpikir untuk kembali.(Lagi dan lagi)
Aku nikmati semua patah hati yang sudah kamu beri.
Melepaskan yang sudah tak bisa untuk dipertahankan bukanlah pilihan yang mudah untuk dijalankan.
namun, terkadang bertahan dengan sesuatu yang tak pernah menghargaimu bukanlah hal baik untuk dilakukan.
pergi, dan menghilang.
nikmati semua denyut sakit dalam dada, merasakan patah hati, merasakan sesaknya nafas ini menahan luka yang ditanam adalah hal hal yang tak mungkin dapat ku hindari saat ini.
kubiarkan luka menggerogoti hari hariku, hingga saatnya tiba....
aku akan melupakan perihnya bertahan sendiri, bingungnya tujuan mana yang harus lebih dulu kujalani.
lalu, aku akan melihatkan pada dunia, patah hati bukanlah akhir dari semuanya. namun patah hati adalah suatu proses awal kita menjadi seseorang yang baru, yang tak mudah mempercayai janji, yang tak mudah untuk dibodohi lagi.
Nanti, aku akan beri kabarku saat aku sudah mampu melupakanmu, melupakan hal hal yang membuatku runtuh.
Terimakasih, telah memberiku benih lalu membakar semua lahan yang sudah ku bentuk dengan susah payahnya.
Dan maaf, aku takkan bodoh lagi dengan mudahnya menerimamu kembali hanya untuk membiarkanmu menhancurkanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar